search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tradisi Ngotek Bangunkan Warga Saat Sahur di Kampung Loloan
Sabtu, 9 April 2022, 00:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tradisi Ngotek Bangunkan Warga Saat Sahur di Kampung Loloan.

IKUTI BERITAJEMBRANA.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITAJEMBRANA.COM, MELAYA.

Memanfaatkan barang bekas, baskom, galon mineral, potongan besi, periuk penyok, dan sejumlah barang bekas lainnya, yang mengalun bersatu dalam harmoni dini hari. 

Barang-barang itu dipukul dalam irama dan ketukan yang teratur, sehingga setiap suara yang berbeda dari masing-masing benda dapat dipadukan dalam satu irama.

Alunan perkusi seadanya yang enak didengar telinga dan tentu juga merasuk ke dalam hati, bahkan membangkitkan warga muslim untuk bangun dan santap sahur.

Warga Loloan, Pengambengan, Muhammad Darimu Robby menceritakan, anak-anak begitu sangat antusias memainkan hal ini. Bahkan permainan ngotek ini sejak dulu telah ada baik di Loloan dan juga di pesisir Pengambengan. 

"Makna ngotek, yakni suatu cara dan partisipasi anak-anak muda kampung membangunkan orang-orang yang akan berpuasa untuk makan sahur dengan memainkan musik yang justru berirama ceria bahkan senada dengan suara yang mereka mainkan alat yang dipakai. Ritual tradisi ngotek sambil menyebutkan kata-kata sahur....sahur....sahur!," ujarnya. 

Ngotek akan berhenti jika berkumandang adzan subuh dimana anak-anak berhamburan pulang mandi dan berangkat ke masjid ataupun mushola yang ada di sekitar rumah mereka. Irama ngotek hanya bisa di dengar dan dimainkan selama bulan suci Ramadhan yang penuh dengan berkah dan ampunan.

"Irama ngotek ada memanfaatkan barang bekas, baskom, galon mineral, potongan besi, periuk penyok, dan sejumlah barang bekas lainnya. Terkadang sholawatan bahkan lebih terkesan religius dengan tanpa suara hanya alunan musik dari barang-barang bekas yang berirama," ungkapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan, salah satu personel ngotek ada yang mengkomandoi seperti yang pegang besi atau yang memukul galon bekas. Sehingga nada-nada yang dihasilkan sangatlah seirama. 

"Empat tahun lalu pernah ikut lomba di Loloan walau hanya tak juara umum, akan tetapi sangat memacu untuk bisa berkreatif di irama sahur ini," sebutnya.

"Pandemi Covid-19 yang 3 tahun ini malah tetap dijalankan tradisi ngotek sebagai ungkapan kebahagiaan selama bulan suci Ramadhan. Banyak yang suka bila kami lewat melantunkan ngotek. Ada yang ngasih jajanan basah, ada yang kasih air mineral buat bekal selama ngotek," pungkasnya dengan penuh harapan.

Meski anak-anak yang ikut Ngotek harus sekolah pada pagi hari, namun tak ada larangan dari orang tua mereka. 

"Walau terkadang masih merasa ngantuk, Tapi namanya hobi ngotek ini lebih justru terus dilestarikan. Jangan sampai punah di makan jaman yang semakin digital," pungkasnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Jimmy

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritajembrana.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Jembrana.
Ikuti kami