Berawal melihat potensi alam yang menjanjikan sebagai obyek menarik, I Ketut Kariasa (50) mencoba peruntungan membangun Warung Wisata  Duur Cebur, yang berlokasi di Banjar Pasar, Pekutatan, Jembrana.

Mantan sopir angkutan truk ini tanpa ada rasa ragu menyulap lahan kosong seluas 18 are dijadikan sebagai warung wisata, meskipun dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Pengalaman sopir yang telah digelutinya sejak 15 tahun yang lalu, seolah bertolak belakang dari profesi yang dijalani. Konsep warung yang dibuat tak kalah dengan restoran di kawasan pariwisata. Ada bar, karaoke serta penyajian menu yang menarik. 

Menurutnya, ide tersebut berawal dari adanya sebuah air terjun setinggi 3 meter agar lebih optimal dikelola. Mengingat air terjun tersebut pernah didatangi wisatawan asing. Seperti pemandian bidadari, air yang bersumber dari anakan sungai atau pangkung disaat-saat kemarau tetap mengalir bahkan tak pernah mengalami kekeringan sepanjang pengalamannya.

"Saya ingin jadikan air terjun ini sebagai obyek lebih tertata lagi, dan berpotensi juga sebagai wisata spiritual, tempatnya tenang dan sepi. Maka itu, selesai jadi sopir saya bangun warung ini atas modal sendiri," ungkap Ketut Kariasa.

Dirinya mengatakan, nama Warung Wisata Duur Cebur merujuk dari nama air terjun mini tersebut yang ada dibawah lahan. Bermodal 2 unit kendaraan truk yang telah dijualnya, warung wisata ini kemudian terwujud menelan dana Rp400 juta.

Warung Wisata Duur Cebur yang dibangun pertengahan Agustus tahun lalu, saat ini masih berproses melalui penataan sekaligus peningkatan pelayanan. Konsep yang ditawarkan makan sambil lesehan serta hiburan karaoke saat malam hari.

Menu andalannya Ayam Geprek yang tentunya disajikan secara menarik, per porsi hanya Rp20.000. "Ayam Geprek penyajiannya tidak kalah sama hotel," imbuhnya.

Selain menu Ayam Geprek, pihaknya juga menyiapkan menu minuman seperti bir, minuman penyegar bahkan mojito sekelas koktail. Warung Wisata Duur Cebur terletak agak sembunyi di wilayah penduduk, namun sangat mudah ditemui melalui petunjuk Google atau timur pasar Pekutatan ke arah selatan.

Sebelum tiba di ujung jalan, Anda terlebih dahulu melewati jalan batu kapur yang berjarak sekitar 200 meter yang bisa dilintasi mobil atau sepeda motor.